Kapankah Wabah Corona Berakhir Menurut Hadist
Belakangan ini ramai diperbincangkan munculnya postingan dalam media sosial mengenai bintang Tsurayya. Dalam video tersebut, ditampilkan seorang ustadz yang sedang ceramah menyatakan, “Banyak orang bertanya-tanya, kapan virus corona ini berakhir? Jawabannya disebutkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya.”
Baginda Rasulillah Muhammad SAW bersabda:
إِذَا ارْتَفَعَ النَّجْمُ رُفِعَتِ الْعَاهَةُ عَنْ أَهْلِ كُلِّ بَلَدٍ
“Jika bintang (najm) naik, maka diangkatlah penyakit/virus dari penduduk seluruh negeri.” (HR. at-Thabrani).
إِذَا طَلَعَ النَّجْمُ صَبَاحًا رُفِعَتِ الْعَاهَةُ عَنْ أَهْلِ كُلِّ بَلَدٍ
“Jika bintang (najm) terbit pada pagi hari, maka diangkatlah penyakit/virus dari penduduk seluruh negeri.” (HR. Abu Daud)
مَا طَلَعَ النَّجْمُ قَطُّ وَفِي الْأَرْضِ مِنَ العَاهَةِ شَيْئٌ إِلَّا رُفِعَ
“Tidaklah terbit bintang (najm), sementara di bumi tengah dilanda penyakit/virus, melainkan (penyakit/virus) itu diangkat.” (HR. Ahmad).
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Badzl al-Ma’un menyatakan (hal. 369):
وكانت الطواعين الماضية تقع في فصل الربيع بعد انقضاء الشتاء وترتفع في أوّل الصيف
“Wabah (Tha’un) pada masa lalu, terjadi pada musim semi, setelah berakhirnya musim dingin. Wabah berakhir di permulaan musim panas.”
Najm (نجم) yang dimaksud adalah Bintang Tsurayya (الثريا). “Apabila suatu saat nanti muncul bintang, di suatu pagi, pada pagi hari, maka akan diangkatlah segala macam wabah.” Kemudian, ustadz tersebut mengaitkan hadist itu dengan wabah corona. Lantas, apa itu Bintang Tsurayya? Tsuraya adalah nama bintang dalam bahasa Arab untuk gugus bintang Pleiades. Secara astronomis Tsuraya dikenal sebagai Pleiades atau Messier 45 (M45). Pada saat ini, Pleiades masih berada di langit barat, tepatnya di bawah Venus. Karena itu, secara teknis Pleiades akan bisa dilihat setelah terbenamnya matahari. Meski begitu, kedudukannya sangat rendah dan akan membuatnya sulit untuk diamati secara langsung.
Pleiades akan berada di langit timur mulai pertengahan Juni mendatang, tatkala terbit lebih dulu ketimbang Matahari. Jika Pleiades adalah nama lain Tsurayya dalam mitologi Yunani, di Persia dikenal sebagai Sorayya, di Babilonia sebagai Mul-mul, di India dengan nama Krittika, di Cina sebagai Mao, di Jepang disebut Subaru, maka di Indonesia di antaranya dengan nama Tujuh Bersaudari.
Menurut Judhistira Aria Utama dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), gugus bintang Pleiades ini berada di arah rasi Taurus.
“Bila Tsurayya yang dimaksud itu adalah Pleiades, maka gugus bintang ini berada di horison timur Jakarta pada saat fajar shadiq yang menandai awal waktu Subuh pada 9 Juni 2020, sebelum terbitnya matahari, Keesokan harinya, pada waktu yang sama, posisinya akan semakin meninggi.” Dikutip dari republika.
Bila Tsurayya yang dimaksud adalah Pleiades, maka kemunculannya secara astronomi terjadi pada awal Juni, yang mana terbit pada pagi hari awal Juni di ufuk timur. Lantas, apa kaitannya dengan ilmu hadist? Kemunculan Tsurayya pada waktu fajar ini sekaligus menandakan masuknya musim panas dan berakhirnya musim semi. Waktu Fajar untuk DKI Jakarta pada tanggal 7 Juni 2020 masuk pada pukul 04.44 wib. Sedangkan Tsurayya mulai terbit di ufuk timur (Thali’/Ascendant) pada pukul 04.52 wib. Jadi, kemungkinan berakhirnya wabah ini adalah tanggal 7 Juni 2020, yakni pada saat Tsurayya terbit atau muncul di waktu fajar, yang sekaligus menandai masuknya musim panas.
Namun, Tsurayya belum tentu muncul di pagi hari, karena Tsurayya baru saja terpisah dari Matahari, sehingga masih ada dampak sinar matahari terhadapnya. Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia KH Asrorun Niam Sholeh menyebut terbitnya bintang Tsurayya lebih menjadi penanda pergantian musim. Bahkan, di sejumlah hadis lain mengenai kemunculan Tsurayya, ungkapnya, bercerita soal hama dan buah-buahan.
“Akan tetapi, karena sifatnya umum, ya semoga saja benar adanya. Dengan ikhtiar kita bersama, wabah bisa segera berakhir,” kata Asrorun.
Semoga hal tersebut menjadi kabar baik untuk kita semua ya sahabat deCODE, namun jangan lupa untuk selalu berdoa, memohon dan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan ya sahabat deCODE.
[tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Safina+Diani+Handayani”]Penulis: Safina Diani Handayani[/tw-button] [tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Halimah+Saadiyah”]Editor: Halimah Saadiyah[/tw-button]
[tw-social icon=”twitter” url=”https://twitter.com/deCODE_Magazine” title=”Follow our Twitter for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”instagram” url=”https://www.instagram.com/decodemagazine/” title=”Follow Our Instagram for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”facebook” url=”https://www.facebook.com/Decode-Magazine-1895957824048036/?hc_ref=ARQllNXfRdmjk9r__uOAjkB4vJc2ohjO-3fMBz5-Ph_uF74OzCx-zYf-biULGvQzGWk&fref=nf” title=”Follow our facebook for more Updates!”][/tw-social]