November 13, 2024

deCODE

Progressive News & Creative Magazine

MENINGKATNYA PENGGUNA MEDIA SOSIAL MENANGGAPI HOAX YANG BERPENGARUH PADA ETIKA MASYARAKAT

 

Berita Hoax merupakan sebuah berita yang berisi hal-hal yang belum pasti ataupun belum tentu fakta yang terkait dengan realita yang terjadi. Pada tanggal 16/03/2017 Universitas Al-Azhar Indonesia mengadakan seminar yang terkait dengan tema Etika Dalam Media Sosial : “Kampanye, Media Sosial, dan Hoax”. Acara ini diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia yang bertempat di Ruang Auditorium Arifin Panigoro Lt 3 Universitas Al-Azhar Indonesia.

Edy Prayitno merupakan seorang mantan organisasi aktivis radikal Indonesia yang telah berhenti dan saat ini ia bekerja sebagai seorang pembicara dalam hal media yang terjadi di Indonesia. Edy mempunyai cita-cita untuk mengubah negara Indonesia dan membantu mengurangi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan berbagai berita hoax yang terjadi di Indonesia. Edy mempunyai julukan sebagai “Matahari Timoer”. Ia mengatakan bahwa masyarakat sekarang, haruslah bersikap positif dan selalu menjaga privasi dalam media sosial.

Ia percaya bahwa masyarakat Indonesia sekarang terlalu sering dan banyak menyebarkan informasi pribadinya ke media sosial, yang menyebabkan berbagai isu dan masalah dapat terjadi di media sosial.

Kurnia Widodo adalah seorang mantan narapidana yang dipenjara karena kasus bom rakit yang disebabkan oleh komunitas media sosial yang tertutup. Motivasi Kurnia membuat bom rakit disebabkan ajakan yang disebarluaskan oleh kelompok ISIS. Nasir Abas seorang mantan teroris Asia Tenggara yang melihat media sosial sebagai sebuah peluang untuk menyebarluaskan ajaran aliran radikal yang dapat merusak moral dan perilaku masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat menyebabkan rusaknya generasi-generasi muda mendatang yang dipengaruhi oleh berbagai berita hoax yang tidak diperiksa dengan baik dan benar.

Sebanyak 51,8% masyarakat Indonesia merupakan pengguna internet. “Facebook” merupakan aplikasi paling popular dan paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Aplikasi tersebut menduduki peringkat nomor 1 di Indonesia sebagai pengguna akun yang terbanyak setelah Twitter. Hal tersebut dapat menjadi pemicu untuk mengemukakan ekspresi dan emosi dari para penggunanya, yang menyebabkan salah satu penyebab demo, hoax, dan aliran radikalisme.

Presiden Negara Republik Indonesia, Joko Widodo mengatakan agar masyarakat Indonesia untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya kepada berbagai sumber berita hoax yang disebarkan melalui media sosial. Terdapat tiga faktor utama dalam masyarakat untuk mudah tertipu kepada berbagai berita Hoax. (1) Masyarakat mudah terhasut kepada berbagai berita online yang disebarluaskan melalui media sosial tanpa sumber yang jelas. (2) Minimnya pendidikan yang kurang di Indonesia (3) Kurangnya minat membaca di Indonesia.

Ketiga faktor utama tersebut merupakan penyebab utama masyarakat Indonesia mudah terpengaruhi oleh berbagai berita Hoax. Menurut Blontank Poer seorang Blooger mengatakan bahwa “media sosial dan terlebih lagi hoax dapat merubah jati diri masyarakat. Tetapi disatu sisi masyarakat membentuk suatu komunitas untuk gerakan Internet Positif untuk tujuan menghindarkan masyarakat dari berbagai hoax dan hasutan yang telah memecahbelahkan masyarakat Indonesia”.

“semakin banyaknya konten positif. Semakin besar tingkat positif masyarkat. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan Lentera Maya yang berguna untuk menghindarkan masyarakat dari kegelapan Internet, Hoax, dan Radikalisme”. Ujar Matahari Timoer.

Kampanye Hitam dan Perilaku Pemilih

Usep S Ahyar seorang Director dari POPULI Center mengatakan bahwa “media mempunyai dua sisi yang berbeda yaitu positif dan negatif. Kedua hal tersebut memberikan berbagai akibat yang untung dan rugi. Kampanye berpeluang untuk memilih seorang pemimpin yang rasional, masyarakat Indonesia rata-rata tidak memperdulikan seorang pemilih yang berasal dari suku mana atau agama apa. Masyarakat hanya akan melihat visi dan misi seorang pemimpin tersebut. Apakah visi pemimpin tersebut memberikan suatu hal yang logis dan rasional dan apakah ia mempunyai misi yang berbeda dari para pemimpin sebelumnya”.

Ia berpendapat bahwa Kampanye Hitam dan Negatif mempunyai dua arti yang berbeda. Kampanye Hitam merupakan suatu cara untuk menjatuhkan lawan dengan tanpa bukti, dengan dilakukan melalui media sosial dan terlebih lagi menggunakan berbagai macam cara yang dilarang. Sedangkan Kampanye Negatif adalah bagaimana mengalahkan lawannya dengan menyampaikan kelemahan lawan. Menurut Usep, para pemilih Jakarta tidak terlalu terkena dampak dari Hoax, jadi yang dimaksudkan adalah pemilih memang memilih dengan murni. Sebanyak 32,2% masyarakat Jakarta suka dengan visi dan misi para calon pemimpin. Masyarakat tentu juga lebih memilih pemimpin rasional sebanyak 40,3%.

Social Media Polarization

Ryan Ariesta adalah seorang kepala Analisis Political Waves, yang bekerja untuk mengawasi ajang pemilihan calon pemimpin. Political Waves merupakan sebuah organisasi yang dapat memprediksi kemenangan Pilkada. Menurut Ryan, Hoax adalah tindakan menipu masyarakat dalam bentuk visual ataupun non visual. Ia juga mengatakan bahwa ada tiga faktor mengapa masyarakat Indonesia sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai berita Hoax.

(1) Minat pembaca masyarakat Indonesia masih sangat kurang dan sarana untuk pendidikan masih minim. Terlebih lagi penduduk Indonesia masih dalam tingkatan ekonomi yang sangat rendah, jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih baik yang menyebabkan kurangnya pengetahuan untuk membaca.

(2) Masyarakat mudah terhasut kepada berbagai berita yang disebar melalui media sosial tanpa memeriksa kebenaran dan keaslian berita tersebut. Hal ini memberikan perubahan berbagai pandangan masyarakat Indonesia terhadap fenomena yang sedang marak dibicarakan oleh umum.

(3) Masyarakat Indonesia dapat dianggap terlalu cepat dalam menyimpulkan suatu peristiwa yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan atas sebab dan akibat, ketika hal tersebut terjadi dapat disimpulkan bahwa kurangnya niat dalam mencari tahu hal yang lebih jelas.

Berita Hoax merupakan sebuah kerusakan yang bisa menyebar kapan dan dimana saja tanpa mengenal waktu dan tempat. Hoax dapat menyebabkan persepsi masyarakat menjadi berbeda-beda. Tetapi Ryan mengatakan bahwa solusi yang tepat untuk mengurangi dampak hoax adalah dengan  (1) Berhati-hati dengan judul yang provokatif, karena setiap judul yang memuat hal tersebut akan menyebabkan masyarakat mudah untuk terprovokasi dengan cepat. (2) Cermat dalam melihat sumber berita. Hal tersebut penting untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar selalu melihat apakah sumber berita tersebut terjadi pada masa lampau, atau hanya berasal dari sumber yang tidak jelas asalnya. (3) periksa fakta dan keaslian sebuah berita, karena berita adalah suatu informasi yang memuat faktual dan aktual, masyarakat diharapkan dapat melihat bahwa berita itu mengandung sebuah fakta yang relevan dan dengan data yang cukup. Keaslian juga merupakan hal yang penting dalam memilih berita. Masyarakat jangan mudah tertipu terhadap berita yang hanya merupakan aksi provokatif di media sosial.

 

Mahesa Putra Widodo

Decode

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.