Puisi Mbeling

Sumber Foto: tumblr
Di Desa Hijau betul, tak ada kurang-kurangnya Terlihat dua belalang hinggap di ujung tangkai Si betina pasti yang di bawah, yakinku Ada juga sebuah gelas, diisi teh dari ketel Ditadah suami, dituang istri Keduanya petani Keduanya berkeringat, mungkin Daun sedang ramah saat itu Disambutnya datang angin, tanpa malu Keduanya berbarengan Membikin komposisi, syahdu tiada cela Kadang tenor, kadang falseto Aku senyum, kenes Kutengok sebelah kanan Kamupun tersenyum, lebih kenes Hujan turun, tak bisa ditawar Tanganku tanganmu bertemu Kakiku kakimu berlarian Ke dan di bawah pohon jati Menunggu reda, sedikit kuyup Saat kita melihat sawah di desa Kemudian kehujanan tiba-tiba, di desa Tentang aku, dan kamu, di desa
Tanya Jawab Kita itu buku. Lalu, awal ini adalah prolognya? Ya. Akan ada epilognya? Oh, tidak. Kita tak terhingga, tak ada habis-habisnya.
Sekelebat Peristiwa Kita saling sahut menyahut Aku adalah Sakura-nya Fariz RM para pengamen Kamu adalah Nothing Gonna Change My Love For You-nya George Benson di pertigaan jalan Yang lain? Hanya tatapan-tatapan nanar penuh cemas yang bercermin di kubangan kuah indomie rebus tak bertelur tak berkornet Sambil mengecap dingin es teh tawar yang hambar, jauh dari segar Berbaris, berderet Kita berpagutan Dijumpakan angin Diteduhkan pendar-sinar-binar Yang lain? Sekadar es sisa Diancam waktu buat meleleh Menunggu dituangkan ke kubangan kuah Kita di langit malam "Memangnya hafal Sakura?" tanyamu "Senada cinta bersemi di antara kita" jawabku, masih mau bertanya? Yang lain? Di ember cucian Sebentar kemudian di selokan
Picisan Underground Peranku yang mencinta Peranmu yang dicinta Mauku, skenario kita saling cinta Aku penulis naskah yang menyamar jadi pemeran Tuhan, kumohon, terimalah skripku, jadilah sutradara yang bijaksana
Dia dan Dia Dia bisiki dia sederet kata-kata lewat telinga kirinya Keluar menjadi “wkwkwk” dari mulutnya Dia balas bisiki dia satu kata ke telinga kanannya Dia menoleh, tak berkata sepatah jua, Melengkungkan garis bibirnya ke atas