Tren Virtual Photoshoot untuk Mempercantik Feeds!
Di tengah pandemic COVID-19, sejumlah masyarakat dari berbagai latar belakang pekerjaan mulai menjalankan kehidupan baru “New Normal”. Saat ini kita mulai membiasakan diri menggeluti dan menjalani rutinitas kegiatan pekerjaan secara daring (Online). Teknologi informasi dan komunikasi canggih melandasi semua kegiatan masyarakat. Kegiatan berbasis online ini beragam macamnya mulai dari Work From Home, Shop From Home, dan Study From Home. Di tengah pandemic Virus COVID-19, sebagian masyarakat mulai menemukan keahlian terbaru mereka saat menjalani masa karantina. Terutama dalam bidang fotografi, dunia bisnis fotografi mulai memperluas sepak terjangnya. Fotografi harus berinovasi disaat pandemic virus COVID-19 masih merajalela di Indonesia.
Pandemic Virus COVID-19 memang memberikan pengaruh negatif dan membawa kerugian. Namun, seiring waktu berjalan kini perlahan mulai muncul tren dan bisnis terbaru di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Salah satunya, tren Virtual Photoshoot. Tren ini membawa berkah untuk seorang fotografer professional ataupun fotografer pemula yang ingin menekuni dunia fotografi sejak dini. Tentu saja, Virtual Photoshoot ini bertujuan untuk komunitas atau kalangan para penggemar penikmat seni bergaya foto. Tidak kalah dengan foto biasanya, Virtual Photoshoot juga dapat memberikan sentuhan ke-estetik-an feeds Instagram dan kesan photogenic yang ciamik.
Pandemi COvid-19 mengenalkan kita pada Virtual Photoshoot atau memotret online. Virtual Photoshoot menggunakan berbagai aplikasi penunjang demi keberhasilan fotonya. Aplikasi seperti ZOOM, Facetime, Google Hangout atau platform lain untuk bertatap muka menjadi pendukung keberhasilan Virtual Photoshoot. Aplikasi tersebut membantu para fotografer juga berperan mengarahkan model agar mendapatkan hasil gambar sesuai dengan prosedur Virtual Photoshoot dikelasnya.
Beberapa fotografer melakukan sesi foto tanpa harus bertemu dengan klien mereka. Seperti yang diakui oleh Bunga Nurhalizah, Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Peminatan Media & Jurnalisme, Universitas Al-Azhar Indonesia. Berlatar belakang peminatan Media & Jurnalisme menjadikan acuan Bunga untuk menekuni dunia fotografi. Muali dari hal kecil Bunga secara lebih mendalam memulai Virtual Photoshoot guna membawa perubahan lebih besar kedepannya.
Kepada deCODE Magazine, Bunga menyampaikan bahwa hal tersebut dilakukan untuk menambah inovasi terbaru ditengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu, ia juga mengatakan bahwa kegiatan yang ia lakukan itu sebagai bentuk implementasi dari peminatan kuliah yang ia ambil. Bunga terkonsentrasi dengan peminatan kuliah Media & Jurnalisme yang mana salah satu mata kuliahnya berfokus pada dunia fotografi.
“Cerita awalnya mengapa aku bisa tertarik untuk mempelajari teknis tren Virtual Photoshoot ini karena sedang merasa lelah dan jenuh dengan semua tugas-tugas perkuliahan sistem online saat kondisi seperti ini. Jadi, untuk menyiasati kebosanan tersebut, aku mulai mempelajari sistem bekerja sesi foto Virtual Photoshoot dari segi pengambilan angle yang tepat.
Dan juga, dengan mulai mengasah keterampilan baru ini bisa menjadi bekal untuk membentuk diriku di masa depan. Sebagai bagian dari mengisi waktu luang yang bermanfaat untuk masa depan lebih cerah gitu, deh,” kata Bunga Nurhalizah saat dihubungi Reporter deCODE, Selasa
(19/05/2020).
Berbicara harga, Bunga membanderol sesi foto Virtual Photoshoot seharga Rp 50 ribu untuk sesi foto selama 1 jam. Alasan mendasar Bunga mematok harga terjangkau karena target konsumen Bunga mengarah ke kalangan Mahasiswi yang belum berpenghasilan. Selain itu, dibalik memperoleh keuntungan dari bisnis tren Virtual Photoshoot, Bunga juga mengungkap tantangan dari menggeluti Virtual Photoshoot ini. Tantangan ada pada saat mengarahkan gaya. Hal tersebut menjadi tantangan karena fotografer harus lebih kreatif. Tidak mudah untuk mencari spot menarik di rumah dan pengaturan gaya konsumen agar tetap pada koridor menarik versi Virtual Photoshoot.
Wabah virus COVID-19 tidak hanya berdampak negatif pada berbagai sektor kehidupan. Bunga adalah salah satu contoh orang yang dapat mensiasati keadaan dan tentu membawa manfaat positif dari segi keahlian dan keterampilan. Bunga masih bisa tetap menghasilkan sebuah karya terbaik dalam hidupnya. Mengasah keterampilan ditengah pandemic COVID-19 ini merupakan bentuk investasi dalam menyiapkan generasi masa depan bangsa Indonesia. Jadi, untuk sahabat deCODE jangan sampai salah kaprah dalam menafsirkan dampak dari virus COVID-19 ya! Tetap berpikir positif dalam menjalani kegiatan yang ada di depan mata saat ini. Berpikir positif ditengah pandemic COVID-19 ini merupakan salah satu bentuk rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasay bersyukur akan membantu kita menjalani hari hari dan merasakan berkah dan limpahan rahmat.
[tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Bella+Alfiyanti”]Penulis: Bella Alfiyanti[/tw-button] [tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Maulani+Mulianingsih”]Editor: Maulani Mulianingsih[/tw-button]
[tw-social icon=”twitter” url=”https://twitter.com/deCODE_Magazine” title=”Follow our Twitter for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”instagram” url=”https://www.instagram.com/decodemagazine/” title=”Follow Our Instagram for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”facebook” url=”https://www.facebook.com/Decode-Magazine-1895957824048036/?hc_ref=ARQllNXfRdmjk9r__uOAjkB4vJc2ohjO-3fMBz5-Ph_uF74OzCx-zYf-biULGvQzGWk&fref=nf” title=”Follow our facebook for more Updates!”][/tw-social]