Dampak COVID-19 terhadap Sosial-Ekonomi di Negara Wilayah Eropa
Sahabat deCODE, apakah kalian tahu bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi di seluruh dunia menurun? Di Indonesia sendiri bahkan terkena dampak dari pandemi COVID-19. Seperti yang kita ketahui, pertumbuhan ekonomi di Indonesia melambat, rupiah melemah, penutupan akses pariwisata, ekspor terhenti, kenaikan impor, daya jual beli menurun, dan lain-lain. Aktivitas perputaran ekonomi semakin turun akibat pandemi COVID-19 ini. Nah, bukan hanya di Indonesia saja, bahkan di negara Uni Eropa juga terkena dampak menurunnya ekonomi akibat pandemi COVID-19. Walaupun negara Uni Eropa ini ketat dalam kesehatan, tetapi masih belumada kesadaran di Eropa bahkan Amerika. Perancis menjadi negara pertama yang terindikasi virus ini. Konfirmasi pertama tanggal 15 Februari, selang 2-3 minggu terkonfirmasi kematian. Ini menjadi efek domino, orang Jerman dan Italia ikut tertular virus, kemudian mayoritas negara-negara maju, Belgia, Jerman, Italia, Rusia, Spanyol, UK, dan lainnya.
Apa dampak dari permasalahan sosial, politik, dan ekonomi?
Ketika suatu negara gencar membangun senjata, misalnya Amerika dan China, lain hal ketika dihadapkan virus ini karena virus ini tidak terlihat. Jadi, sekarang hanya butuh penanggulangan seperti gotong royong. Tidak bisa dengan senjata, tapi dengan imun dan kerjasama kita, yakni menerapkan hal seperti lockdown atau PSBB dan hidup bersih.
Mengapa ekonomi di Uni Eropa terkena dampaknya?
Hampir lebih dari setengah ekonomi berasal dari Eropa. Kini perekonomian dari Eropa terguncang karena Eropa sendiri bergantung pada impor dan ekspor, misalnya barang-barang elektronik sebagai ‘tulang punggung’ Jerman, dan ekspor, perdagangan global barang jasa regional Eropa terhenti.
Meskipun mereka punya produk sendiri, tetapi tidak ada income sehingga berdampak pada hilangnya pekerjaan. Di Indonesia juga terkena dampak serupa, pengangguran mencapai 5 juta orang. Seperti yang kita ketahui, Jerman adalah kompetitor mobil dan pesawat terbang, akibat pandemi semua jadi terhenti. Ekonomi juga menjadi masalah tertentu dan perekonomian tahun ini akan sangat sulit. Misalnya seperti terhentinya F1, Hal ini berdampak pada hak siar, pengurangan gaji pemain, dan hilangnya potensi wisata Eropa.
Selain itu, Eropa sendiri punya masalah seperti perdebatan-perdebatan. Bagi para nasionalis, isu ini menjadi angin segar, mereka punya alasan untuk menutup perbatasan mereka karena mereka tidak suka penyerahan kedaulatan secara penuh kepada Eropa. Sebelum terjadi pandemi ini, mereka juga mengkritisi pembatasan internal mereka terhadap imigran dan pengungsi. Dana darurat yang terus dikeluarkan menjadi kekhawatiran terjadinya penanggungan hutang bersama, ekonomi akan canggung dan terancam kestabilannya.
Masalah sosial mengenai bagaimana rasisme terhadap oriental, terutama China. Rasisme di sana menganggap mereka adalah orang-orang yang memiliki virus sangat tinggi. Seperti mengatakan, “Berapa kelelawar yang kau makan hari ini?”
Masalah pengungsi adalah masalah paling utama, dimana pengungsi dianggap sebagai orang yang sangat rentan menyebar virus. Ironisnya, Eropa menolak pengungsi-pengungsi pelabuhan di Italia. Ini menjadi alasan pengungsian Israel. Konferensi Jenewa di wilayah Eropa, kabur ke Suriah. Awalnya Suriah sangat menerima, namun kini mereka menentang, padahal mereka mengagungkan HAM. Orang dari Jerman, sayap kiri mereka, mengutamakan masyarakat Eropa sendiri dibanding pengungsi. Kelompok imigran adalah kelompok yang paling rentan korona. Layanan masyarakat dan kesehatan tutup, karena mereka di sebuah camp, misalnya di Yunani sendiri tidak memadai. Pengungsi ini mayoritas dari Afghanistan dan Suriah. Uni Eropa menawarkan 2000 euro untuk pulang. Tetapi, mereka tidak bisa pulang apabila negaranya sendiri belum aman.
Industri aviasi Eropa menghentikan operasionalnya secara umum. Tetapi, dukungan aviasi Eropa tetap melayani rute walaupun hanya sebentar, yakni melayani alat kesehatan, APD, dan kargo. Hal ini dilakukan agar industri di dunia aviasi tetap berjalan.
Nah, sahabat deCODE, kini kita tahu tentang Dampak COVID-19 terhadap Sosial-Ekonomi di negara wilayah Eropa.
[tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Diva+Syafitri”]Penulis: Diva Syafitri[/tw-button] [tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=alfira+nanda+delya”]Editor: Alfira Nanda Delya[/tw-button]
[tw-social icon=”twitter” url=”https://twitter.com/deCODE_Magazine” title=”Follow our Twitter for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”instagram” url=”https://www.instagram.com/decodemagazine/” title=”Follow Our Instagram for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”facebook” url=”https://www.facebook.com/Decode-Magazine-1895957824048036/?hc_ref=ARQllNXfRdmjk9r__uOAjkB4vJc2ohjO-3fMBz5-Ph_uF74OzCx-zYf-biULGvQzGWk&fref=nf” title=”Follow our facebook for more Updates!”][/tw-social]