Inovasi Kartu Elektronik di Bawah Kulit Terobosan Baru dari Swedia
Pernahkah kalian sedang terburu-buru dan merasa ada yang tertinggal pada saat ingin membayar transportasi umum, atau melakukan pembayaran elektronik? Padahal, jika harus mengambil barang tersebut kalian akan terlambat. Namun, kalian tidak bisa berbuat apa-apa. Atau kalian merasa sudah menambah saldo kartu elektronik kalian, akan tetapi kalian lupa menaruh dimana kartu elektronik tersebut sehingga diharuskan untuk membeli kartu dan menambah saldo baru lagi?
Kini hal tersebut sudah menjadi peristiwa lama di Swedia. Negara yang berada dalam bumi belahan utara tiada henti-hentinya membuat inovasi yang sangat menakjubkan untuk seluruh masyarakat di penjuru dunia. Negara terbesar ke 56 di dunia baru-baru ini memperkenalkan sebuah alat bantu berbentuk microchips untuk aktivitas masyarakat yang modern dan dinamis. Alat tersebut layaknya sebuah kartu pintar yang dapat dipakai untuk berbagai macam hal.
Seperti kunci rumah, alat pembayaran elektronik di transportasi umum bus, kereta bawah tanah, atau pembayaran pada mesin-mesin parkir elektronik. Microchips ini akan berkerja apabila kalian membalikkan telapak tangan kalian dan secara otomatis data dalam microchips ini akan terbaca secara digital. Selain itu, microchips ini akan memberikan informasi mengenai kadar gula darah, serta temperature suhu tubuh.
Di Swedia sendiri, penggunaan inovasi kartu elektronik ini terus bertambah 3 kali lipat setiap tahun serta peminatnya didominasi para masyarakat usia produktif. Masyarakat di Swedia sendiri khususnya para masyarakat produktif tidak merasa keberatan atau khawatir terkait data-data mereka saat menjalani proses pemasangan microchips di area bawah kulit, karena mereka percaya pada otoritas dan Pemerintah Swedia.
Cara penggunaan inovasi kartu elektronik ini dengan di masukkannya microchips tersebut ke dalam lapisan kulit tangan sebelah kiri dengan alat khusus. Apabila data telah sesuai dengan microchips tersebut, maka dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari secara dinamis.
Akan tetapi dibalik semua kemudahan yang didapatkan dari inovasi microchips elektronik ini terdapat hal yang mungkin saja data tersebut tidak dijaga kerahasiaanya yang akan menimbulkan masalah dan kerugian. Data pemiliki microchips tersebut mungkin sulit untuk dikembalikan apabila terkena masalah.
Namun dibalik semua itu, dengan adanya inovasi mengenai kartu elektronik ini segala aspek masyarakat menjadi termudahkan dan telah banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan microchips ini untuk kepentingan perusahaan dan pegawainya serta sudah seharusnya. Pemerintah dan otoritas untuk memaksimalkan penggunaan microchips ini dalam fitur keamanan data, kerahasiaan data dan privasi pengguna.
Apabila teknologi tersebut memasuki pasar digital Indonesia, apakah sahabat deCODE berminat untuk menggunakan microchips ini dipergelangan tangan kalian?
[tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?author=45″]Reporter: Halimah Saadiyah[/tw-button] [tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?author=26″]Editor: Faisal Barakuan[/tw-button]
[tw-social icon=”twitter” url=”https://twitter.com/deCODE_Magazine” title=”Follow our Twitter for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”instagram” url=”https://www.instagram.com/decodemagazine/” title=”Follow Our Instagram for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”facebook” url=”https://www.facebook.com/Decode-Magazine-1895957824048036/?hc_ref=ARQllNXfRdmjk9r__uOAjkB4vJc2ohjO-3fMBz5-Ph_uF74OzCx-zYf-biULGvQzGWk&fref=nf” title=”Follow our facebook for more Updates!”][/tw-social]