Circle Pertemanan yang Semakin Mengecil dan Toxic
Halo sahabat deCODE! Kalian pasti setuju bahwa di kehidupan ini kita memiliki circle pertemanan yang cenderung memiliki tujuan sama dan obrolan yang sama nih. Namun sering terjadi teman yang kamu miliki saat ini belum sesuai harapan, entah ternyata kehadirannya hanya membuat diri kita tertekan atau mengarahkan kita ke jalan yang tidak benar. Misalnya ketika sahabat deCODE mengalami kesulitan, belum tentu mereka akan mejadi tempat keluh kesahmu. Ketika kamu memiliki rahasia belum tentu mereka akan menjaga rahasiamu. Beginilah kenyataannya bahwa seorang teman memiliki dapak yang cukup besar bagi kelangsungan hidup sahabat deCODE. Dapat dikatakan bahwa circle pertemanan dapat memengaruhi masa depan seseorang.
Hal yang paling penting dalam sebuah circle pertemanan adalah bagaimana teman-teman kita menerima kita apa adanya bukan hanya karna ada apanya, hal itu akan menjadi sesosok orang yang fake dihadapan teman-teman kita. Circle pertemanan yang menjaga privacy-mu dengan baik dan menghargai dirimu harus dipertahankan, semua orang memiliki ruang pribadi tanpa ingin campur tangan dari orang sekitarnya. Memiliki pertemanan yang bisa menjadi pendengar yang baik satu sama lain menjadi sesuatu yang cukup langka dalam pertemanan. Sahabat deCODE pasti seneng banget dan merasa nyaman jika memiliki pertemanan yang selalu mendengarkan kalian bukan? Rasanya memiliki support system yang berharga untuk kehidupanmu. Akan sangat bermanfaat apabila sahabat deCODE bisa mendapatkan circle pertemanan yang positif. Sayangnya nyatanya seringkali kita terjebak dan terjerumus circle toxic yang membuat kita terhanyut pada circle pertemanan toxic tersebut.
Ekspektasi yang besar terhadap circle pertemana kita, pada akhirnya aka nada hal yang dirasa sangat menyebalkan dalam circle tersebut. Tidak terdengar asing bukan sebutan toxic friendship ? tidak semua yang jelek dalam sebuah pertemanan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang toxic loh, tidak juga semua petemanan punya hubungan timbal balik yang bagus. Alangkah baiknya ketika kita melakukan sesuatu yang baik atas dasar keinginan diri sendiri ya sahabat deCODE! Agar tidak selalu berfikir timbal balik dari seseorang.
Sahabat deCODE pasti pernah merasakan saat bertambahnya dewasa circle pertemanan kalian makin mengecil dan sudah bisa memilih siapa yang hanya menjadi teman main, sahabat karib, ataupun teman kenal saja. Nah apa kalian sudah tahu cara menilai pertemanan seperti apa yang masuk kategori toxic?
Temanmu selalu memberi saran yang pesimis untukmu
Taukah sahabat deCODE sekalian. Ketika kalian sedang bercerita suatu permasalahan kalian, pastinya kalian membutuhkan saran dan kalian hanya ingin mengikuti saran yang optimis saja. Untuk meningkatkan positif thinking kalian dan tidak memiliki penyesalan. Jika temanmu suka memberi saran yang pesimis dan tidak cocok untukmu, lebih baik keputusan selanjutnya mengikuti kata hati kalian saja ya.
Menjadi diri orang lain
Hal ini seringkali disebabkan oleh teman yang biasanya gamau ngehargain kita, selalu menuntut kita untuk bersikap sesuai dengan keinginan mereka, sehingga pada akhirnya diri kita dikendalikan orang lain karena kita sendiri takut akan dijauhi teman.
Mengkritik Dengan Arogan
Mengkritiki dalam pertemanan memang hal lumrah. Tapi kalua kritikannya menghakimi, brutal, kasar, gasopan, dan merusak, itu bahaya loh sahabat deCODE. Kejujuran memang penting, tapi kebaikan dalam menyikapi dan etika dalam menyampaikan lebih penting. Kritikan hadir untuk dijadikan pelajaran dan perbaikan, jika kamu merasa sedih maka bisa menyudutkan atau menghakimi.
Posesifnya Berlebihan
Pertemanan yang toxic seringkali berlaku posesif dengan mengisolasi kita dari pertemanan lain selain sama dia. Padahal mungkin pasanganmu saja tidak seposesif temanmu, perlu di perhatikan pertemana toxic yang sudah terlihat keposesifannya ya! Hati hati sahabat deCODE
Mendominasi Dalam Obrolan
Komunikasi memang sangat penting dalam hubungan apapun. Harus seimbang komunikasi yang baik dan harus ada antar teman. Contohnya ketika kalian sedang ngobrol cerita apa yang kalian alami, setelah sudah selesai bercerita baru teman kalian yang bercerita pengalamannya. Pertemanan yang toxic sih biasanya hanya mau didengarkan, nggak mau mendengarkan balik nih! Memotong obrolan kalian atau pergi saat kalian lagi di tengah-tengah cerita.
Jika sahabat deCODE memutuskan untuk mencari circle pertemanan yang produktif, maka tidak ada hal buruk yang akan didapatkan. Akan ada banyak manfaat yang tak bisa terhitung. Namun untuk mencapai positif friendship diperlukan adaptasi dan dapat menilai mana yang baik dan buruk untuk diri sendiri agar kamu bisa mengimbanginya. Semua hal yang kamu lakukan dengan baik pasti akan membuahkan hasil baik pula. Jangan sedih jika circle pertemananmu mengecil mungkin itu hal yang baik untuk dirimu, dan jangan takut untuk tidak memiliki teman karena teman yang baik dan cocok akan selalu datang dalam hidup sahabat deCODE.
[tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s= Tarisha+Dinda”]Penulis: Tarisha Dinda[/tw-button] [tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Ummi+Sya’ada”]Editor: Ummi Sya’ada[/tw-button]
[tw-social icon=”twitter” url=”https://twitter.com/deCODE_Magazine” title=”Follow our Twitter for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”instagram” url=”https://www.instagram.com/decodemagazine/” title=”Follow Our Instagram for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”facebook” url=”https://www.facebook.com/Decode-Magazine-1895957824048036/?hc_ref=ARQllNXfRdmjk9r__uOAjkB4vJc2ohjO-3fMBz5-Ph_uF74OzCx-zYf-biULGvQzGWk&fref=nf” title=”Follow our facebook for more Updates!”][/tw-social]