October 15, 2024

deCODE

Progressive News & Creative Magazine

“Lathi” : Dua Budaya dalam Satu Lagu

Sumber Foto : Idntimes

Karya musik Indonesia digemparkan oleh salah satu grup musik elektroniknya, Weird Genius, dengan maraknya lagu berjudul Lathi. Lagu tersebut tersebar luas dan viral di dunia maya. Banyaknya beauty vlogger dan berbagai selebgram yang melakukan ‘Lathi Challenge’. Lathi Challenge adalah berdandan layaknya penari Jawa dengan wajah seram seperti yang ada dalam musik video Lathi.

Banyaknya kontroversi tentang lagu ini karena disebut-sebut sebagai pemanggil setan. Namun ternyata lagu ini memiliki makna dalam tentang hubungan asmara yang tidak sehat.

“Inti lagunya adalah seseorang yang tenggelam dalam hubungan cinta, tapi hubungan mereka enggak sehat atau kalau bahasa anak-anak sekarang toxic relationship,” kata Eka kepada kompas.com.

Hal itu digambarkan dalam potongan lirik yang terinspirasi dari pepatah Jawa kuno “Kowe ra iso mlayu saka kesalahan. Ajining diri ana ing lathi”, yang berarti “Anda tidak bisa lari dari kesalahan. Harga diri seseorang ada pada lidah (kata-katanya)”.

85% bagian dari lagu ini dibawakan dengan Bahasa Inggris dan musik elektronik. Bukan hanya itu paduan gamelan dan musik bergaya Jawa pada bagian tengahnya semakin membuat lagu Lathi terasa menakjubkan. Pembawaan pada lagu ini diiringi dengan beat yang cepat dan memancing adrenalin. Hal tersebut semakin menggambarkan emosi dari lirik dan makna yang terdapat dalam lagu.

Pada awalnya banyak yang mengira bahwa lagu ini dibuat oleh musisi mancanegara. Bukan hanya itu, Bahasa Jawa yang terdapat dalam lagu tersebut dikira hasil editan.Kata “Lathi” sendiri memiliki makna sebagai lidah atau ucapan yang berasal dari bahasa Jawa kuno.

Sosok Sara Fajira yang membawakan lagu Lathi juga berperan penting dalam karya ini. Musisi kelahiran 1996 ini dikenal sebagai penyanyi dan juga rapper asal Surabaya. Selain karena Sara Fajir berasal dari Jawa, kemampuannya menyanyikan lagu berbahsa jawa menjadi pertimbangan Eka Gustiwana untuk membawakan Lathi. Ia juga mempercayai bahwa Sara mahir berbahasa Inggris, bagus juga suaranya yang tak kalah menawan. Kolaborasi kedua kalinya dengan Sara Fajira turut menuai kesuksesan.

[tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Safina+Diani+Handayani”]Penulis: Safina Diani Handayani[/tw-button] [tw-button size=”medium” background=”” color=”blue” target=”_blank” link=”http://decode.uai.ac.id/?s=Maulani+Mulianingsih”]Editor: Maulani Mulianingsih[/tw-button]

[tw-social icon=”twitter” url=”https://twitter.com/deCODE_Magazine” title=”Follow our Twitter for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”instagram” url=”https://www.instagram.com/decodemagazine/” title=”Follow Our Instagram for more Updates!”][/tw-social] [tw-social icon=”facebook” url=”https://www.facebook.com/Decode-Magazine-1895957824048036/?hc_ref=ARQllNXfRdmjk9r__uOAjkB4vJc2ohjO-3fMBz5-Ph_uF74OzCx-zYf-biULGvQzGWk&fref=nf” title=”Follow our facebook for more Updates!”][/tw-social]

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.