Mengintip Sedikit Wajah Baru Pasar Tanah Abang
Berbincang seputar Pasar Tanah Abang memang tidak akan pernah ada habisnya. Sebuah kawasan yang berada di bilangan Jakarta Pusat itu kini sudah tersohor di pelosok negeri maupun Asia. Pasar Tanah Abang semakin terkenal sebagai salah satu pusat belanja tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Pasar ini telah berdiri sejak puluhan tahun lalu ketika Belanda masih menduduki Nusantara. Sejak dulu, drama tentang pasar Tanah Abang sudah sering terjadi, mulai dari kebakaran, perpindahan lokasi pasar, hingga penggusuran yang sudah menjadi makanan sehari-hari para penghuninya.
Pasar Tanah Abang terbagi menjadi 3 wilayah, antara lain Tanah Abang Metro, Tanah Abang lama, dan Tanah Abang AURI. Tanah Abang lama antara lain blok A, B, dan F, yang kini gedungnya sudah diperbaharui dan dimodernkan. Tidak hanya pada Tanah Abang lama, pembaharuan gedung Pasar Tanah Abang juga terjadi pada Tanah Abang Metro. Gedung Tanah Abang Metro kini sudah menyerupai Mall, lengkap dengan pendingin ruangan dan beberapa restoran. Sedangkan, Tanah Abang AURI terbagi atas beberapa blok, yaitu blok C, D, E AA, BB, dan CC yang masih berbentuk pasar tradisional, bahkan sebagian masih didapati pedagang kaki lima.
Dengan pesonanya, Tanah Abang selalu mendatangkan banyak pengunjung setiap harinya. Hal ini dinilai sebagai peluang ekonomi serta objek wisata yang cukup menjanjikan bagi Gubernur DKI terpilih, Anies Baswedan.
Dengan pesonanya, Tanah Abang selalu mendatangkan banyak pengunjung setiap hari nya
Hal ini juga yang mendasari keputusannya untuk melakukan penataan ulang Pasar Tanah Abang dengan cara menutup Jalan Jatibaru Raya (Depan Stasiun Tanah Abang) untuk semua kendaraan umum. Penutupan jalan tersebut dilakukan untuk dipergunakan sebagai lahan berdagang pedagang kaki lima (PKL) di depan Stasiun Tanah Abang. Penutupan jalan dan pemberlakuan jalur tersebut sebagai tempat bedagang sudah dimulai sejak 22 Desember 2017 lalu.
Pemprov DKI telah menyediakan 400 tenda yang akan diberikan secara gratis kepada PKL untuk berjualan di sepanjang jalan Jatibaru Raya. Mereka diperbolehkan berjualan dengan tenda hingga pukul 17.00 WIB. Jalanan dihimbau harus kembali steril sebelum pukul 18.00 WIB karena rekayasa lalu lintas akan kembali dibuka sejak pukul 18.00 WIB.
Satu jalur lain di Jalan Jatibaru Raya dipergunakan khusus untuk kendaraan yang telah Pemprov DKI sediakan untuk mengelilingi kawasan Tanah Abang. Pemprov DKI bersinergi dengan beberapa instansi lain seperti Transjakarta untuk menyediakan 15 shuttle bus dengan 6 titik pemberhentian yang bisa masyarakat nikmati secara gratis.
Menurut infografis yang terdapat di sosial media Pemprov DKI, hal ini merupakan rencana jangka pendek dalam menata ulang kawasan Tanah Abang. Jangka panjangnya, Pemprov DKI akan membangun kawasan Tanah Abang sebagai Transit Oriented Development sebagaimana Grand Bazaar yang terdapat di Istanbul, Turki.
Reporter & Fotografer: Rizky Amelia | Editor: Sasya Semitari P & Galih Perdana