April 18, 2024

deCODE

Progressive News & Creative Magazine

Seminar Nasional 2018: Pemuda, Bahasa dan Budaya

4 min read
Seminar Nasional 2018: Pemuda, Bahasa dan Budaya

Foto: Yorisca Putri

Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (KMFISIP) Universitas Al Azhar Indonesia, telah menyelesaikan Seminar Nasional 2018 yang bertema “Merajut Kebangsaan Dan Sikap Nasionalisme Melalui Penguatan Bahasa Indonesia dan Budaya Lokal” dengan sukses. Acara ini berlangsung pada Jumat, 23 Maret 2018 di Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al Azhar Indonesia. Acara ini terlatarbelakangi oleh adanya keresahan mahasiswa terhadap bahasa dan budaya yang telah terkikis zaman.

“Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.”

“Menurut saya pribadi, di era digital sekarang globalisasi itu mulai mengikis bahasa dan budaya kita sendiri. Bahasa dan budaya kita sudah menjadi inferior karena masuk dari era digital yang diiringi dengan budaya barat, padahal kan kita lebih ke budaya ketimuran,” ucap Andre, selaku ketua Seminar Nasional 2018.

Seminar Nasional (Semnas) 2018 memiliki materi yang padat namun cukup ringan dan mudah diikuti. Hal ini dikarenakan panitia penyelenggaran mengajak pembicara yang memang berpengalaman dalam bidangnya. Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, serta pemberian kata sambutan dari rektor Universitas Al Azhar Indonesia dan Dekan Fisip Universitas Al Azhar Indonesia.

Acara dibuka dengan sambutan dari Abdy Azwar, selaku Duta Bahasa Nasional, yang menurutnya Duta Bahasa sendiri memiliki 2 landasan penting, yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan Undang-undang No. 24 tahun 2009. Dua hal tersebut dijadikan landasan karena dalam Sumpah Pemuda terdapat ikrar yang membahas tentang Bahasa dan Pemuda.

Dalam seminarnya, Abdy Azwar menegaskan terdapat tiga hal yang harus dilakukan pemuda terhadap bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.

“Selagi kalian muda harus aktif, jangan pasif. Selagi kalian di bangku kuliah, jangan hanya kuliah pulang-kuliah pulang, tapi mengaktifkan diri, ikuti organisasi, karena itu akan menjadi nilai jual saat kalian lulus.” tutup Abdy Azwar dalam pidatonya.

Semnas tidak hanya dimeriahkan oleh pembicara yang berpengalaman, namun acara ini dimeriahkan dan dibuka oleh penampilan SAMANITA UAI yang membuat suasana seminar semakin terasa kental akan kebudayaan Indonesia.

Seminar Nasional 2018: Pemuda, Bahasa dan Budaya
Penampilan Samanita UAI

Acara dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Fokky Fuad sebagai pakar antropologi hukum. Fokky juga aktif sebagai seorang dosen fakultas Ilmu Hukum di Universitas Al Azhar Indonesia. Beliau menyampaikan mengenai bagian-bagian hukum kebudayaan, khususnya berkaitan dengan konsep budaya hukum yang berlaku. Topik itu disampaikannya karena dalam konsep tersebut terdapat karakter dan ciri khas di dalam hukum yang berlaku di Indonesia ketika mencoba mengkonstruksi relasi antara hukum, bahasa, dan budaya.

Topik pembahasan di Seminar Nasional 2018 tidak berhenti di pembahasan Fokky saja. Saat hari semakin siang dan topik pembicaraan semakin seru. Perbincangan dilanjutkan oleh Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd, selaku Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.

Pembukaan materi dengan mengucapkan Assalamualaikum berkali-kali menuai tawa dari para peserta. Pasalnya hal ini dilakukan Arief karena melihat para peserta yang kurang semangat saat menjawab salam. Arief memberikan materi dengan membahas keberagaman bahasa daerah di Indonesia. Selama pemberian materi, Arief tidak henti-hentinya memunculkan gelak tawa di wajah para peserta seminar. Bagaimana tidak? Arief memperagakan bahasa daerah yang sedang dibahasnya, sebagai contoh, bahasa dari jawa dan sunda, Arief menjelaskan materi dengan menyisipkan bahasa tersebut dengan caranya yang menarik dan lucu.

Sukses! Wah selamat untuk Semnas UAI atas kesuksesan acara nya. 
Dr. Nadjamuddin

“Dalam melestarikan bahasa dan budaya, budaya itu adalah pengemudi dan faktor yang memungkinkan terjadinya pembangunan. Maka dari itu jangan menunda dan mencari berbagai cara untuk bersama-sama dalam mempertahankan keutuhan dan keragaman bahasa serta budaya. Jangan membiarkan bahasa daerah kita ditinggalkan oleh pemiliknya dan membiarkan bahasa-bahasa lain mendominasinya.” tutur Arief.

Sebagai penutup acara Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si. selaku Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kemendikbud menyampaikan materi mengenai fenomena yang terjadi pada pemuda saat ini, yaitu menggunakan diksi bahasa Indonesia yang tidak tepat dan cenderung menggabungkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia pada satu kalimat.

“Generasi milenial harus tau banyak padanan kata dalam bahasa Indonesia, jangan ikut-ikutan ‘zaman now’. Ini seperti menggambarkan kita tidak percaya dengan bahasa sendiri. Jadi ada semacam penyakit rendah diri pada bangsa ini.” ujar Nadjamuddin.

Di akhir pidato, Nadjamuddin menambahkan bahwa bahasa Indonesia tidak boleh kalah hebatnya dengan bahasa asing. Sebagai pemuda Indonesia, kita harus percaya diri dalam melestarikan bahasa kelahiran kita ini. Bukan hanya itu, kita diharapkan bisa mencontoh yang dilakukan tokoh hebat di Indonesia seperti Pak Harto yang menggunakan bahasa Indonesia pada pidatonya di  forum internasional.

Sukses! Wah selamat untuk Semnas UAI atas kesuksesan acara nya. 
Irwa Zarkasi selaku Dekan Fisip

Tepat pukul 11.30 WIB, acara Seminar Nasional 2018 berakhir. Irwa Zarkasih, selaku Dekan Fisip UAI memberikan apresiasi atas suksesnya Seminar Nasional 2018, serta memberikan harapan untuk keberlangsungan acara Seminar Nasional yang lebih baik lagi kedepannya.

“Ini sudah baik dan temanya menarik. Setelah mendengarkan beberapa narasumber ternyata ada hubungan banyak hal, selain sebagai sarana komunikasi, ternyata ada hubungannya dengan budaya. Untuk Seminar Nasional tahun berikutnya, diharapkan untuk membuat materi yang agak beragam. Dan sebagai mahasiswa juga harus pintar dalam melihat apa yang sedang trend di masyarakat sehingga dapat menarik peserta untuk datang ke acara.” tutup Irwa Zarkasih.

Pembicara yang hadir di acara Semnas

Begitulah keberlangsungan acara Seminar Nasional 2018. Wah selamat untuk Semnas UAI atas kesuksesan acara nya.

Bangga Bahasa, Cinta Budaya, Aku Indonesia!

Reporter: Fitri Aliya & Yorisca Putri Dian P | Photographer : Yorisca Putri | Editor: Sasya Semitari P

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.