April 20, 2024

deCODE

Progressive News & Creative Magazine

Mahasiswa TV Kampus Se-Indonesia, Berkumpul di Televisionair 3.0

3 min read
Mahasiswa TV Kampus Se-Indonesia, Berkumpul di Televisionair 3.0

Foto: Safa

Rangkaian acara Televisionair 3.0 ditutup dengan mengadakan seminar bertemakan “People & Stories.” Acara ini telah diselenggarakan selama tiga hari, mulai dari 14 Maret hingga 16 Maret 2018. Seminar terakhir ini diramaikan oleh Rahma Hayuningdyah selaku News Producer of NET TV yang berbagi mengenai pengalamannya. Seminar tersebut diselenggarakan di Function Hall, Gedung A, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pukul 14:00 hingga 17:00.

“Alhamdulillah selama tiga hari ini lancar dan peserta yang datang juga banyak. Membantu meramaikan acara,” ujar Nabila Ramadhanty, ketua acara Televisionair 3.0.

Televisionair 3.0 adalah acara tahunan yang diadakan oleh UMNTV dan menjadi acara ketiga di tahun 2018 ini. Televisionair mempunyai ciri khas yaitu mengundang mahasiswa dari TV kampus se-Indonesia di tiap acaranya. Pada tahun pertamanya, Televisionair mulai mengundang dan memperkenalkan masing-masing TV kampus pada acaranya.

Tahun selanjutnya, Televisionair membentuk Asosiasi TV Kampus Indonesia (ATKI) yang dijadikan wadah bagi seluruh TV kampus di Indonesia. Pada tahun ini, Televisionair mengundang kembali mahasiswa yang sudah ataupun belum tergabung dalam ATKI untuk meramaikan acara mereka.

“Kami juga mengadakan diskusi singkat dengan beberapa perwakilan dari anggota ATKI terkait kelanjutan organisasi ini. ATKI juga secara resmi didukung oleh AJI Indonesia (Aliansi Jurnalis Independen Indonesia),” tambah Nabila. Nabila juga berharap mahasiswa TV kampus lain bisa menyelenggarakan acara seperti ini sebagai tali silaturahim dan ajang bertukar ilmu bagi mahasiswa setiap kampus.

Pada tahun ketiga ini, Televisionair 3.0 mengusung tema “Creativity Requires Courage”. Tema tersebut diangkat dengan harapan dapat mendorong mahasiswa jaman sekarang, khususnya yang tergabung dalam TV kampus, untuk lebih berani dalam berkreativitas. Topik-topik yang diangkat pada acara ini merupakan topik yang sedang populer di dunia jurnalistik, seperti hoax dan isu keberagaman.

Salah satunya adalah Rahma, pembicara terakhir pada acara Televisionair 3.0 yang pernah menjadi TV anchor di Trans TV dan NET TV. Rahma membagi pengalamannya mengenai “TV Presenting” dan tips menjadi presenter yang baik. “Sebagai presenter yang tampil depan kamera, jangan ingin terlihat pintar, tapi terlihat penting,” ujar Rahma memberikan tips.

Rahma menyarankan bahwa sebagai reporter atau presenter yang meliput acara di lapangan, hal yang paling penting adalah nyawa. Tidak diperbolehkan untuk membahayakan diri sendiri demi meliput sebuah berita.

“Ketika situasi tidak sesuai dengan harapan, jangan dipaksakan. Cari angle lain atau story lain. Jangan sampai membahayakan diri sendiri, tetap yang paling penting adalah nyawa kita,” ujar Rahma. Pesan itupun ia tegaskan dengan mengatakan bahwa “Tidak Ada Berita Seharga Nyawa”.

Rahma juga memberikan informasi tentang “Piece To Camera (PTC)” dan tips saat melakukan liputan live report. Salah satu tipsnya adalah reporter jangan terlalu terpaku pada pointer,cobalah untuk memberikan komentar pada hal-hal yang terjadi di sekitar. Rahma juga menyarankan untuk berbicara seperti bercerita bukan seperti memberikan laporan. Karena dengan begitu, berita menjadi lebih nyaman untuk disaksikan. Rahma pun menyiapkan contoh live report yang dilakukan oleh rekannya di NET TV agar peserta seminar dapat menjadi lebih tau bagaimana live report yang sebenarnya.

Terkait acara Televisionair 3.0, Rahma merasa acara ini sangatlah patut dicontoh dan diteruskan. “Acara yang patut jadi panutan. Mungkin banyak di luar sana yang punya passion di bidang jurnalistik tapi nggak tahu wadahnya di mana. Maka acara kaya gini harusnya ada dan jangan cuman jadi acara tahunan di satu tempat. Tahunan oke, tapi kalo di banyak tempat kan jadinya sering dan jadinya bagus,” komentar Rahma.

Rahma juga berpesan agar mahasiswa yang telah bergabung di media kampus harus terus melakukan kegiatannya. Menurut Rahma, ilmu bukan hanya teori yang didapatkan di kelas tapi praktek juga dapat menjadi pengalaman yang luar biasa. Pengalaman adalah sebuah tabungan untuk mental kita ketika suatu saatu nanti sudah keluar dari kampus.

“Kembangin terus potensi kalian, belajar terus gimana caranya bikin berita yang lebih bagus lagi, sampai suatu saat nanti ketika terjun ke dunia TV, kalian bisa jadi orang yang diandalkan di situ,” ujar Rahma penuh semangat.

Reporter: Shinta Aulya | Editor: Safa

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.